5 Jenis Penyakit yang Mengganggu Pergerakan
5 Jenis Penyakit yang Mengganggu Pergerakan – Sistem gerak adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting untuk menghasilkan gerakan tubuh, seperti berjalan, berlari, tersenyum, menulis, dan lain sebagainya. Maka dari itu, apabila terdapat kelainan pada sistem gerak tubuh, kondisi tersebut tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Lantas, apa saja kelainan pada sistem gerak yang perlu diwaspadai? Untuk mahjong ways mengenalnya, mari simak ulasan berikut ini sampai tuntas.
5 Jenis Penyakit yang Mengganggu Pergerakan
Myasthenia Gravis
Myasthenia gravisadalah kondisi berupa melemahnya otot tubuh karena adanya gangguan komunikasi antara saraf dan otot. Gejala umum dari myasthenia gravis adalah gangguan penglihatan, ptosis (turunnya salah satu atau kedua kelopak mata), penurunan ekspresi wajah, cadel, dan kesulitan mengunyah. Penyebab utama myasthenia gravis adalah gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang secara keliru menyerang jaringan atau sel sehat di dalam tubuh.
Belum diketahui secara pasti apa kondisi yang menyebabkan sistem imun tubuh secara keliru menyerang sel-sel atau jaringan sehat tersebut. Namun, terdapat dugaan bahwa kelainan pada kelenjar timus menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko myasthenia gravis.
Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan pada sistem gerak tubuh yang terjadi akibat adanya pengeroposan tulang di dalam tubuh karena kepadatan tulang berkurang. Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala awal sehingga sebagian besar penderitanya baru menyadari kondisi tersebut setelah mengalami patah tulang.
Penyakit Parkinson
Penyakit pada sistem gerak manusia yang pertama adalah penyakit Parkinson, yaitu salah satu penyakit neurodegeneratif (penurunan fungsi saraf karena proses alamiah penuaan) yang dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol keseimbangan dan gerakan tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami tremor, kaku otot (rigiditas), serta gerakan tubuh yang melambat (bradikinesia).
Pada dasarnya, penyakit Parkinson belum bisa disembuhkan secara total. Namun, untuk meringankan gejala serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya, dokter dapat menangani penyakit Parkinson dengan meresepkan obat-obatan, fisioterapi, terapi wicara, psikoterapi, hingga tindakan operasi seperti deep brain stimulation (DBS).
Ataksia
Ataksia adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil (cerebellum) dan saraf tulang belakang yang dapat memengaruhi koordinasi otot, keseimbangan tubuh, serta gerak tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa koordinasi gerak tubuh yang buruk, perubahan cara berbicara, langkah kaki yang tidak stabil, hingga kesulitan dalam mengeksekusi aktivitas dasar seperti menulis atau mengancingkan baju.
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ataksia adalah:
- Kekurangan vitamin B1, vitamin B12, atau vitamin E.
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Penyalahgunaan NAPZA.
- Infeksi bakteri atau virus pada otak, seperti meningitis dan ensefalitis (radang otak).
- Hidrosefalus.
- Hipotiroid.
- Stroke.
Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan pada sistem gerak tubuh yang terjadi akibat adanya pengeroposan tulang di dalam tubuh karena kepadatan tulang berkurang. Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala awal sehingga sebagian besar akun pro kamboja penderitanya baru menyadari kondisi tersebut setelah mengalami patah tulang.